Cara Cepat dan Mudah BElajar Bahasa Inggris Bagi Pemula
Friday, June 3, 2022
My wisdon tooth
Wednesday, December 22, 2021
Aku dan jiwaku
Aku dan jiwaku adalah dua elemen yang tidak pernah bisa kompak. Payah sekali dan itu harus kuakui. Aku dan jiwaku selalu berbeda arah semenjak keadaan keluargaku tidak pernah tenang. Jikwaku selalu sibuk memikirkan kejadian menyebalkan yang terjadi di rumah padahal pada waktu yang bersamaan aku sedang di sekolah menerima pelajaran. Ketika mendengarkan musik pun juga seperti itu. Jiwaku sibuk memutar kembali suara-suara pertengkaran di dalam rumah tetapi telingaku mendengar lagu. Ketika makan apa lagi, mulutku sedang mengunyah nasi sedangkan pikiranku sedang memuntahkan kemarahan, kekacauan, keresahan, dan perasaan tidak enak lainnya setelah mendengar betapa kacaunya kondisi dalam rumahku. Pun juga ketika menyetir sepeda motor, mataku menatap jalan raya tetapi mata hatiku terpejam membayangkan betapa indahnya mempunyai keluarga yang terbuka dan harmonis seperti dalam novel yang pernah kubaca.
Memang sudah bertahun-tahun aku menderita karena kondisi di dalam keluargaku. Aku pernah merasakan betapa kacaunya pikiranku. Aku juga hampir melakukan hal bodoh. Tapi Allah cukup tau keadaan hambanya hingga aku di kenalkan pada sebuah seni yang membantuku untuk kuat menjalani hidup. Sejak itulah aku sangat suka dengan yang namanya seni lukis dan seni musik. Suatu waktu aku juga pernah meninggalkan kedua seni itu. Alhasil aku kambuh lagi menjadi seseorang yang pendiam dan pemurung. Hampir saja aku lenyap dari dunia ini dengan hal bodoh yang saat itu ingin aku lakukan. Tapi lagi-lagi Yang Maha Baik memperkenalkanku kepada seni yang amat baru dalam hidupku yaitu buku. Dulu entah bagaimana ceritanya ketika aku ingin menghilang dari dunia ini dengan cara yang bodoh, tiba-tiba tanganku meraih buku yang ada di kolong bawah tempat tidur dan membacanya. Mungkin ini salah satu misteri yang ada dalam hidupku. Aku benar-benar tidak tahu sebabnya karena di dalam buku itu menjelaskan bagaimana repotnya meninggal dengan cara yang tidak wajar dan betapa mengerikannya kehidupan setelahnya. Aku merenungkannya sampai aku terlelap. Sejak kejadian itu aku menjadi sering menghabiskan waktu di depan buku. Selain itu selalu berusaha menyisihkan uang agar bisa membeli buku setiap sebulan sekali.
Sekarang di usiaku yang ke-26 ini, aku bersama dengan jiwaku sudah bisa perlahan untuk kompak. Aku sudah bisa fokus dalam melakukan sesuatu tanpa memikirkan hal lainnya. Tapi kadang-kadang aku juga masih sering menjadi pemurung dan pendiam, mungkin itu adalah bagian hidupku sebagai manusia biasa. Yang perlu kulakukan adalah menerima kondisi keluarga ku yang jauh dari kata sempurna ini dengan lapang dada seluas lapangan bola. Dan jika kekacauan itu terjadi sudah seharusnya aku beristigfar karena hanya Allah lah yang bisa menolongku. Dialah yang Maha Kuasa hingga membuatku bisa hidup sampai usia sekarang. Semoga setelah menulis ini aku bisa mengubah sudut pandang dan cara berpikirku tentang sebuah keluarga yang tak sempurna. Bersabar dan menerima adalah hal terbaik bagiku daripada terjebak dalam angan yang menyebabkan tidak kompaknya aku dan jiwaku.
Monday, December 13, 2021
Mengajar atau dihajar
Pagi ini aku sengaja bangun lebih awal. Bisa juga bangun sebelum suara adzan. Tiga hari sebelumnya aku selalu bangun jam setengah enam. Entah kenapa bisa bangun jam segitu. Mungkin karena capek. Lelah sudah jiwa dan raga ini karena nunggu test eps topik Korea tapi nggak ada info. Sementara itu, nunggu panggilan interview kerja tapi masih belum ada hasil.
Oh iya hari ini aku bangun awal gara-gara mau ada interview di salah satu lembaga bimbingan belajar di kota. Informasi nya sih sudah dari seminggu lalu.
Dengan tenggorokan agak sakit. Aku mengumpulkan tenaga pagi ini. Ku keluarkan sepeda motorku lalu aku pergi beli bensin, kaus kaki, dan ngeprint. Selesai itu aku ganti baju setelan warna putih dan celana dari bahan warna hitam. Butuh waktu tiga puluh menit untuk sampai ke tempat bimbel.
Sudah sampai ditempat bimbel aku disapa oleh penjaga dan mengarahkanku untuk parkir motor. Tidak lama setelah mengisi daftar absen aku pergi ke sebuah ruang kelas lengkap dengan bangku dan papan tulis. Aku bersama enam orang peserta dan lima orang juri. Wah juri udah kayak kompetisi aja. Maksudku lima orang itu adalah pihak yang menilai penampilan dari peserta saat micro teaching. Setelah seorang menjelaskan teknis micro teaching nya. Kami para peserta diminta untuk mengisi biodata. Aku sendiri mendapat nomor terakhir untuk tampil di depan. Terlihat peserta pertama tampak grogi apalagi saat di tanya oleh penilai. Lanjut sampai peserta nomor enam. Banyak dari mereka yang dibantai oleh pertanyaan-pertanyaan dari para penguji. Ada yang lemes ketika harus berdebat dengan penguji ada juga yang sampai kehabisan kata-kata karena setiap penampil hanya diberi waktu 15 menit. Yang jadi pertanyaan ini mengajar apa dihajar.
Tibalaj giliranku maju ke depan. Aku menyapa para penguji seolah-olah mereka adalah muridku. Ketika aku memulai pelajaran, aku sengaja menggambar bola lampu di papan tulis tanpa menjelaskan kepada mereka tentang maksud dan tujuanku. Gambar itu aku maksudkan untuk memotivasi para murid di awap pelajaran tapi karena grogi aku lupa menggunakan gambar itu. Jadilah aku gunakan gambar itu di akhir pelajaran. Ketika menjelaskan materi yang sudah aku siapkan dari rumah. Para penguji didepanku yang semuanya adalah perempuan malah sibuk bertanya statusku. Waduh dalam hatiku. Ini micro teaching apa biro jodoh. Aku menganggapnya dengan santai berula jawabn "status saya dirahasiakan". Ternyata nasibku tidak jauh dari enam peserta tes sebelumnya. Aku diberi pertanyaan yang sama dengan peserta sebelumnya. Entah itu bermaksud menguji mental atau apa. Aku tidak tau. Tapi aku curiga sepertinya pertanyaan itu begitu ditekankan. Jangan-jangan dulu para penguji ketika menjalani seleksi seperti yang kulakukan ini juga mengalami hal yang sama. Ditanya pertanyaan itu. Hidup sebenarnya adalah penerapan apa yang pernah kita dapatkan sebelumnya. Bisa jadi dulu mereka juga dicecar petanyaan seperti itu tapi entahlah. Aku hanya bisa beralasan kalau waktu sudah mau habis dan benar saja waktu tinggal dua menit. Alhamdulillah selesai juga perdebatan itu wkwk. Sesudah itu aku menutup pelajaran. Oh iya soal-soal yang aku bawa dari rumah dan rencananya akan aku bahas bersama ternyata gagal karena peryanyaan itu tadi padahal aku sengaja memilih soal yang mudah dengan dalih agar tidak kena delik atau pernyataan kritis dari para penguji.
Selanjutnya aku masuk tahap interview. Di dalam interview yang biasanya adalah aku disuruh menjelaskan siapa aku dan diberi pertanyaan tapi interview kali ini beda. Dua orang dihadapanku malash sibuk mengajakku ngobrol tentang pengalaman kerjaku. Yasudahlah aku ladeni saja hingga waktu membawaku pulang ke rumah.
Saturday, November 17, 2018
Cara Cepat Belajar Bahasa Inggris
Buat kalian yang juga ingin tahu tentang cara membaca jam dalam bahasa Inggris bisa klik video berikut