Friday, June 3, 2022

My wisdon tooth

 Sebenarnya sudah lama saya ingin operasi gigi impaksi. Alasannya karena tidak nyaman setelah makan. Benar saja. Setelah makan pasti ada yang nyangkut. Apalagi nyangkutnya dibagian belakang. Mau diraih dengan tusuk gigi terlalu sulit. Yang sering saya lakukan adalah menyemprotkan air dari selang ke bagian yang tersangkut itu. 
 Memang wajar gigi impaksi itu menyusahkan. Karena dia tumbuh tidak normal. Gigi bawah paling belakang yang harusnya tumbuh normal keatas tapi malah tumbuh kesamping. Menabrak gigi yang ada didepannya. Juga menyisakan celah. Gampang sekali ketika saya makan, ada makanan yang tersangkut di celah tersebut. 
 Ini adalah kesalahan saya yang terus menunda untuk operasi gigi. Alhasil sekarang gigi yang tumbuh tidak normal itu berlubang. Saya jadi menderita sakit gigi beberapa waktu lalu. Awalnya saya bawa ke dokter gigi. Lalu di periksa dan diberi obat. Seminggu berlalu dan tidak ada perubahan berarti. Saya bawa ke dokter gigi lain. Dokter gigi wanita ini dengan sabar memeriksa gigi saya. Selain itu juga menjelaskan bagaimana alur jika saya melakukan operasi. Berbeda dengan dokter yang sebelumnya, yang menurut saya terlalu tertutup. Penjelasannya tidak terbuka. Sehingga menyebabkan saya harus kesana lagi. Mungkin juga bayar lagi. Tapi untung saja hati saya tergerak untuk ke mencari dokter lain. Dan ketemulah saya dengan dokter gigi wanita ini. Tempat prakternya tidam jauh dari rumah saya. Butuh lima menit perjalanan. 
 Sehabis isya saya ke tempat praktek dokter wanita itu. Disana ada dua tiga orang yang terlihat mengantre. Saya duduk disamping mereka. Ada dua shaf kursi yang menghadap ke layar televisi. Saya duduk di shaf yang depan. Sesekali melirik layar televisi. Dari ruangan praktek dokter muncul wanita yang memakai pakaian medis. Dia memanggil saya. Saya menghampirinya. 
 "Bapak sudah pernah kesini sebelumnya?" Dia bertanya
 "Belum mbak"
 "Boleh pinjam KTP nya?"
 "Iya"
 Tentu saja saya bolehkan. Kalau tidak saya pinjamkan KTP saya, pasti saya tidak boleh periksa disitu. Ada-ada saja mbaknya itu. KTP saya dikembalikan setelah dia mendata saya. Kemudian meminta saya untuk menunggu kembali.
 Seperti itulah menunggu. Lebih banyak membosankannya. Saya memilih menonton drama korea di hp saya. Belum lama menonton, ada telepon masuk. Nama itu saya sangat kenal. Dia adalah mantan saya. Tak usah dijelaskan mengapa menjadi mantan. Beberapa hari terakhir dia memang sering berkomunikasi dengan saya. Hanya sebatas komunikasi. Saya tidak mau berharap lebih. Takutnya dia yang say 'hay' lalu saya menghadapinya dengan 'expect too high'. Kami berdua ngobrol sampai pasien yang mengantre tinggal satu orang. Dia akhirnya pamit tidur duluan. Katanya besok mau lanjut training kerja. Juga harus bangun pagi. Saya melanjutkan menonton drama korea saya. Drama itu saya gunakan untuk belajar bahasa Korea. Jadi ketika menonton dan ada kosa kata yang tidak saya mengerti, saya mencarinya di internet. Kemudian kosa kata itu saya catat di hp. 
 Tibalah giliran saya untuk memasuki ruangan. Pertama, dokter cantik itu bertanya keluhan yang saya alami. Seperti yang saya sampaikan diawal tadi. Beliau menjelaskan dengan sabar dan gamblang. Mulai dari alamar dokter bedah mulut, kisaran biaya, bagaimana prosedur operasi, dll. Saya patut berterimakasih kepada beliau. Saya dikasih obat. Obat itu ada tiga macam. Entah kenapa bungkusnya di sobek dan obatnya dimasukkan ke kantong plastik yang ada perekatnya. Apa mungkin takut kalau obat itu akan saya beli di apotik. Atau semacam rahasia medis. Entahlah hahaha. Saya membayar biaya lalu pergi pamitan. 
 Sepulang dari sana. Saya mampir ke tempat saya belajar bahasa Korea. Disana ada beberapa siswa yang saya kenali. Kami bercerita ngalor-ngidul. Membahas ujian bahas Korea. Saya disana tidak lama. Kurang lebih setengah jam, lalu saya bergegas pulang.
 Dirumah, obat itu langsung saya minum. Satu hari pertama belum ada efek berarti. Saya masih merasakan sakit di rahang kiri bawah. Keesokan harinya rasa dirahang itu hilang. Waw. Benar-benar ampuh obatnya. Dengan begitu saya siap untuk menjalani operasi gigi impaksi.
 Pagi-pagi saya browsing di internet nomor dokter bedah di Kediri. Dapat juga nomronya. Langsung saya kirim pesan ke nomor tersebut. Agak sedikit slow respon. Mungkin karena sibuk. Kami membuat janji konsultasi di rumah dokter. Saya berencana ke tempat praktek sore hari itu juga. Sayangnya tidak ada tempat. Sudah penuh. Saya memilih untuk kesana esok harinya. Saya juga diberi syarat jika ingin dioperasi. Syarat itu adalah foto Rontgen. Berbekal informasi tempat foto Rontgen dari pesab wa itu, saya berangkat ke kota. Lokasinya dekat dengan stadion kebanggaan tim sepakbola kota saya. Saya pergi dengan motor bebek warna merah saya.
 Tempat itu bernama lab SIMA. Di depan pintu ada satpam yang berjaga. Saya bertanya kepada satpam itu. "apakah disini bisa foto Rontgen pak?". Dengan mantab pak satpam itu menjawab bisa. Saya masuk dan langsung di data oleh petugas. Petugas berjenis kelamin laki-laki itu bertanya kepdak saya. "Apakah ada surat pengantar dari dokter". Saya jawab surat pengantarnya sekadar pesan wa. Lalu petugas itu meminta dan melihat hp saya. Sebelumnya saya bukakan pesan char saya dengan pihak dokter. Tidak mungkin dong, kalau saya hanya memberinya hp. Apalagi kalau di ho itu wallpaper nya adalah foto saya. Melet lagi. Ngga mungkin itu mh.
 

Wednesday, December 22, 2021

Aku dan jiwaku

  Aku dan jiwaku adalah dua elemen yang tidak pernah bisa kompak. Payah sekali dan itu harus kuakui. Aku dan jiwaku selalu berbeda arah semenjak keadaan keluargaku tidak pernah tenang. Jikwaku selalu sibuk memikirkan kejadian menyebalkan yang terjadi di rumah padahal pada waktu yang bersamaan aku sedang di sekolah menerima pelajaran. Ketika mendengarkan musik pun juga seperti itu. Jiwaku sibuk memutar kembali suara-suara pertengkaran di dalam rumah tetapi telingaku mendengar lagu. Ketika makan apa lagi, mulutku sedang mengunyah nasi sedangkan pikiranku sedang memuntahkan kemarahan, kekacauan, keresahan, dan perasaan tidak enak lainnya setelah mendengar betapa kacaunya kondisi dalam rumahku. Pun juga ketika menyetir sepeda motor, mataku menatap jalan raya tetapi mata hatiku terpejam membayangkan betapa indahnya mempunyai keluarga yang terbuka dan harmonis seperti dalam novel yang pernah kubaca.

Memang sudah bertahun-tahun aku menderita karena kondisi di dalam keluargaku. Aku pernah merasakan betapa kacaunya pikiranku. Aku juga hampir melakukan hal bodoh. Tapi Allah cukup tau keadaan hambanya hingga aku di kenalkan pada sebuah seni yang membantuku untuk kuat menjalani hidup. Sejak itulah aku sangat suka dengan yang namanya seni lukis dan seni musik. Suatu waktu aku juga pernah meninggalkan kedua seni itu. Alhasil aku kambuh lagi menjadi seseorang yang pendiam dan pemurung. Hampir saja aku lenyap dari dunia ini dengan hal bodoh yang saat itu ingin aku lakukan. Tapi lagi-lagi Yang Maha Baik memperkenalkanku kepada seni yang  amat baru dalam hidupku yaitu buku. Dulu entah bagaimana ceritanya ketika aku ingin menghilang dari dunia ini dengan cara yang bodoh, tiba-tiba tanganku meraih buku yang ada di kolong bawah tempat tidur dan membacanya. Mungkin ini salah satu misteri yang ada dalam hidupku. Aku benar-benar tidak tahu sebabnya karena di dalam buku itu menjelaskan bagaimana repotnya meninggal dengan cara yang tidak wajar dan betapa mengerikannya kehidupan setelahnya. Aku merenungkannya sampai aku terlelap. Sejak kejadian itu aku menjadi sering menghabiskan waktu di depan buku. Selain itu selalu berusaha menyisihkan uang agar bisa membeli buku setiap sebulan sekali.

Sekarang di usiaku yang ke-26 ini, aku bersama dengan jiwaku sudah bisa perlahan untuk kompak. Aku sudah bisa fokus dalam melakukan sesuatu tanpa memikirkan hal lainnya. Tapi kadang-kadang aku juga masih sering menjadi pemurung dan pendiam, mungkin itu adalah bagian hidupku sebagai manusia biasa. Yang perlu kulakukan adalah menerima kondisi keluarga ku yang jauh dari kata sempurna ini dengan lapang dada seluas lapangan bola. Dan jika kekacauan itu terjadi sudah seharusnya aku beristigfar karena hanya Allah lah yang bisa menolongku. Dialah yang Maha Kuasa hingga membuatku bisa hidup sampai usia sekarang. Semoga setelah menulis ini aku bisa mengubah sudut pandang dan cara berpikirku tentang sebuah keluarga yang tak sempurna. Bersabar dan menerima adalah hal terbaik bagiku daripada terjebak dalam angan yang menyebabkan tidak kompaknya aku dan jiwaku.

Monday, December 13, 2021

Mengajar atau dihajar

  Pagi ini aku sengaja bangun lebih awal. Bisa juga bangun sebelum suara adzan. Tiga hari sebelumnya aku selalu bangun jam setengah enam. Entah kenapa bisa bangun jam segitu. Mungkin karena capek. Lelah sudah jiwa dan raga ini karena nunggu test eps topik Korea tapi nggak ada info. Sementara itu, nunggu panggilan interview kerja tapi masih belum ada hasil. 

Oh iya hari ini aku bangun awal gara-gara mau ada interview di salah satu lembaga bimbingan belajar di kota. Informasi nya sih sudah dari seminggu lalu. 

Dengan tenggorokan agak sakit. Aku mengumpulkan tenaga pagi ini. Ku keluarkan sepeda motorku lalu aku pergi beli bensin, kaus kaki, dan ngeprint. Selesai itu aku ganti baju setelan warna putih dan celana dari bahan warna hitam. Butuh waktu tiga puluh menit untuk sampai ke tempat bimbel.

Sudah sampai ditempat bimbel aku disapa oleh penjaga dan mengarahkanku untuk parkir motor. Tidak lama setelah mengisi daftar absen aku pergi ke sebuah ruang kelas lengkap dengan bangku dan papan tulis. Aku bersama enam orang peserta dan lima orang juri. Wah juri udah kayak kompetisi aja. Maksudku lima orang itu adalah pihak yang menilai penampilan dari peserta saat micro teaching. Setelah seorang menjelaskan teknis micro teaching nya. Kami para peserta diminta untuk mengisi biodata. Aku sendiri mendapat nomor terakhir untuk tampil di depan. Terlihat peserta pertama tampak grogi apalagi saat di tanya oleh penilai. Lanjut sampai peserta nomor enam. Banyak dari mereka yang dibantai oleh pertanyaan-pertanyaan dari para penguji. Ada yang lemes ketika harus berdebat dengan penguji ada juga yang sampai kehabisan kata-kata karena setiap penampil hanya diberi waktu 15 menit. Yang jadi pertanyaan ini mengajar apa dihajar.

Tibalaj giliranku maju ke depan. Aku menyapa para penguji seolah-olah mereka adalah muridku. Ketika aku memulai pelajaran, aku sengaja menggambar bola lampu di papan tulis tanpa menjelaskan kepada mereka tentang maksud dan tujuanku. Gambar itu aku maksudkan untuk memotivasi para murid di awap pelajaran tapi karena grogi aku lupa menggunakan gambar itu. Jadilah aku gunakan gambar itu di akhir pelajaran. Ketika menjelaskan materi yang sudah aku siapkan dari rumah. Para penguji didepanku yang semuanya adalah perempuan malah sibuk bertanya statusku. Waduh dalam hatiku. Ini micro teaching apa biro jodoh. Aku menganggapnya dengan santai berula jawabn "status saya dirahasiakan". Ternyata nasibku tidak jauh dari enam peserta tes sebelumnya. Aku diberi pertanyaan yang sama dengan peserta sebelumnya. Entah itu bermaksud menguji mental atau apa. Aku tidak tau. Tapi aku curiga sepertinya pertanyaan itu begitu ditekankan. Jangan-jangan dulu para penguji ketika menjalani seleksi seperti yang kulakukan ini juga mengalami hal yang sama. Ditanya pertanyaan itu. Hidup sebenarnya adalah penerapan apa yang pernah kita dapatkan sebelumnya. Bisa jadi dulu mereka juga dicecar petanyaan seperti itu tapi entahlah. Aku hanya bisa beralasan kalau waktu sudah mau habis dan benar saja waktu tinggal dua menit. Alhamdulillah selesai juga perdebatan itu wkwk. Sesudah itu aku menutup pelajaran. Oh iya soal-soal yang aku bawa dari rumah dan rencananya akan aku bahas bersama ternyata gagal karena peryanyaan itu tadi padahal aku sengaja memilih soal yang mudah dengan dalih agar tidak kena delik atau pernyataan kritis dari para penguji.

Selanjutnya aku masuk tahap interview. Di dalam interview yang biasanya adalah aku disuruh menjelaskan siapa aku dan diberi pertanyaan tapi interview kali ini beda. Dua orang dihadapanku malash sibuk mengajakku ngobrol tentang pengalaman kerjaku. Yasudahlah aku ladeni saja hingga waktu membawaku pulang ke rumah.

Saturday, November 17, 2018

Cara Cepat Belajar Bahasa Inggris

Hello everybody,



Kutahu mendung itu adalah bahasa sang hujan untuk memberi tahu bahwa ia akan datang. Berbahasa itu penting, bukan? salah satu ciri khas manusia yang membedakan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya adalah berbahasa. Seiring dengan perkembangan zaman manusia di seluruh dunia dituntut untuk menguasai bahasa internasional atau bahasa Inggris. Mungkin kalian bertanya-tanya gimana sih belajar bahasa Inggris dengan mudah. Anda sudah diposisi yang tepat jika sudah membuka artikel ini karena didalamnya disediakan beberapa materi yang bisa dipelajari dengan mudah.

Pertama-tama hal yang harus dikuasai dalam belajar bahasa Inggris adalah tenses. Tenses adalah bagian dari grammar yaitu aturan untuk membuat kalimat yang bisa anda pelajari dengan klik disini 

Kedua, anda bisa mempelajari Listening untuk melatih kepekaan telinga anda mendengarkan ujaran-ujaran berbahasa Inggris. Caranya dengan klik disini

Setelah anda belajar kedua hal diatas, anda bisa mengerjakan latihan-latihan soal pada link 1 dan link 2

Buat kalian yang juga ingin tahu tentang cara membaca jam dalam bahasa Inggris bisa klik video berikut

Oke sobat, sekian dulu artikel dari saya. Terima kasih atas kunjungan anda Silahkan datang kembali